MAKALAH ULUMUL QUR'AN



MAKALAH
ULUMUL QUR’AN dan TAFSIR
 “ILMU AL-QUR’AN dan ILMU TAFSIR”
Dosen Mata Kuliah:
M. MIQDAM MAKFI

 

Di susun oleh :
SITI MARHAMAH
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
HUKUM ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT  yang telah memberikan keimanan dan keislaman serta telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman penuh hidayah ini.
Penyusunan makalah Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir pertama saya bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah dan menambah ilmu bagi pembaca, terutama saya sendiri.  Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran pembaca agar dapat memacu saya untuk lebih baik lagi dalam penyusunan makalah kedepannya. Harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan para pembaca. Aamin


Yogyakarta , 14 September 2016








DAFTAR ISI                                    
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
    A.  Latar Belakang.................................................................................................
    B.  Rumusan masalah.............................................................................................
    C.  Tujuan Pembelajaran........................................................................................
BAB II: PEMBAHASAN
1.      Pengertian Tentang Ilmu Tafsir dan Tafsir....................................................
2.      Sejarah Perkembangan Ilmu Tafsir................................................................
3.      Tujuan  Mempelajari Ilmu Tafsir....................................................................
BAB III: PENUTUP
KESIMPULAN.........................................................................................................
SARAN.....................................................................................................................









BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah merupakan sumber utama hukum islam di dunia ini. Kita harus dapat memahami setiap ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an akan memberikan cahaya di kehidupan kita apabila kita mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an. Al-Qur’an akan menuntun seluruh umat muslim ke jalan yang benar, tanpa ada perbedaan di dunia ini.
Ulumul Qur’an merupakan suatu jalan yang harus kita tempuh agar dapat memahami Al-Qur’an. Kita akan bahas pengertian, sejarah dan manfaat atau kepentingan mempelajari Ulumul Qur’an dan Tafsir.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa perbedaan antara Ulumul Qur’an dan Tafsir?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan penulisan Ulumul Qur’an?
3.      Mengapa kita perlu mempelajari Ulumul Qur’an?
C.  Tujuan Pembelajaran
1.    Mengetahui perbedaan antara Ilmu Tafsir  dan Tafsir
2.    Sejarah Penulisan Ilmu Tafsir
3.    Kepentingan mempelajari Ilmu Tafsir



BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Tentang Ilmu Tafsir dan Tafsir
Sebelum kita mempelajari suatu ilmu pengetahuan, alangkah lebih baik jika kita mempelajari ilmu pengantarnya terlebih dahulu. Ilmu pengantar memberikan gambaran-gambaran tentang ilmu yang akan kita pelajari sehingga memudahkan kita saat mendalami ilmu tersebut. Begitu juga saat kita akan mempelajari Tafsir Al-Qur’an. Alangkah lebih baik jika kita mempelajari Ulumul Qur’an atau Ilmu Tafsir terlebih dahulu. Dari pernyataan tersebut kita dapat mengetahui bahwa terdapat perbedaan diantara keduanya.
Ulumul Qur’an, terdiri dari dua kata. Ulum yang secara etimologi artinya plural atau jamak.  Ulum secara terminologi berarti pemahaman, pengetahuan atau ilmu. Qur’an berarti bacaan. Jadi,  Ulumul Qur’an adalah ilmu yang menerangkan tentang seluk beluk Al-Qur’an seperti tempat dan masa turunnya, permulaan dan akhir turunnya, peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan sebab-sebab turunnya, bagaimana Nabi Muhammad SAW itu mengajarkan Al-Qur’an kepada sahabat-sahabatnya dan sebagainya.
Sedangkan Tafsir menurut etimologi adalah menjelaskan,  menyingkap, menerangkan.  Menurut istilah adalah sebagai berikut:
Imam As-Sayuthy dalam bukunya yang bernama “Itmamud Dirayah” memberikan definisi Ilmu Tafsir sebagai berikut:[1]
Artinya : “Ilmu Tafsir ialah suatu ilmu yang membahas hal-ihwal Al-Qur’anil Karim ditinjau dari keadaan turunnya, sanadnya, cara membaca nya, macam lafadz nya, makna-makna nya yang behubungan dengan susunan lafadz nya, dan makna-makna yang berhubungan dengan hukum-hukum dan lain sebagainya.
Menurut As Zarkasyy dalam Al-Burhan[2], Tafsir itu ialah menjelaskan arti dan maksud dari ayat-ayat Al-Qur’an, serta menggali hukum-hukum dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya.
B.   Sejarah Perkembangan Ilmu Tafsir
1.      Fase Sebelum Kodifikasi
Pada fase ini para sahabat sangat bergairah mempelajari Al-Qur’an sehingga kehadiran Ulumul Qur’an sangat dirasakan. Menurut cerita Abu Abdurrahman As-Sulami[3], mereka mempunyai kebiasaan untuk tidak mempelajari ayat lain sebelum benar-benar memahami dan mengamalkan ayat yang sedang dipelajari.
2.      Fase Kodifikasi
a.    Perkembangan Ulumul Qur’an Abad II H
Penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai sejak permulaan abad II H. Para ulama lebih memprioritaskan penyusunan tafsir, sebab tafsir merupakan induk Ulumul Qur’an. Berikut adalah para ulama yang menyusun tafsir pada abad II H:
1.         Syu’ban Al-Hajjaj (w. 160H) [4]
2.         Sufyan bin ‘Uyainah (w. 198H)[5]
3.         Sufyan Ats-Tsauri (w. 161 H)
4.         Waqi’ bin Al-Jarrh (128-197 H)[6]
5.         Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H)
6.         Ibn Jarir Ath-Thabari (w. 130 H)[7]
b.      Perkembangan Ulumul Qur’an Abad III H
Para ulama mulai menyusun beberapa Ulumul Qur’an (ilmu Al-Qur’an), diataranya:
1.         ‘Ali bin al-Madini (w 234 H)[8] gurunya Imam Al-Bukhari, yang menyusun Ilmu Asbab An-Nuzul
2.         Abu Ubaid Al Qasimi bin Salam (w. 224 H) yang menyusun Ilmu Nasikh wa Al-Mansukh, Ilmu Qiraat, dan Fadha’il Al-Qur’an
3.         Muhammad bin Ayyub Adh-Dhurraits (w 294 H) yang menyusun Ilmu Makki wa Al-Madani
4.         Muhammad bin Khalaf Al-Marzuban (w. 309 H) yang menyusun kitab Al-Hawi fi ‘Ulum Qur’an.
c.       Perkembanagan Ulumu Quran pada abad IV H
Pada periode ini mulai disusun Ilmu Gharib Al-Qur’an dan beberapa kitab Ulumul Qur’an dengan memakai istilah Ulumul Qur’an. Berikut ulama yang menyusun ilmu yang dimaksud:
1.         Abu Bakar As-Sijistani (w. 330 H)[9] yang menyusun kitab Gharib Al-Qur’an
2.         Abu Bakar Muhammad bin Al-Qasim Al-Qasi Al-Anbari (w. 328 H) yang menyusun kitab ‘Ajaib ‘Ulum Qur’an.
3.         Abu Al-Hasan Al-‘Asyari (w. 324 H) yang menyusun kitab Al-Mukhtazan fi ‘Ulum Al-Qur’an
4.         Abu Muhammad Al-Qassab Muhammad bin Ali Al-Kurkhi (w. 360 H) yang menyusun kitab Nukat Al-Qur’an Ad-Dallah ‘ala Al-Bayan fi Anwa’ Al-‘Ulum wa Al-Ahkam Al-Munbi’ah ‘an Ikhtilaf Al-Anam
5.         Muhammad bin ‘Ali Al-Adfawi (w. 388 H) yang menyusun kitab Al-Istighna’ fi ‘Ulum Al-Qur’an (20 jilid).

d.      Perkembangan Ulumul Qur’an Abad V H
Pada periode ini, penulisan kitab Ulumul Qur’an masih dilanjutkan dan  Ilmu I’rab Al-Qur’an mulai disusun dalam satu kitab. Berikut adalah ulama yang berjasa dalam pengembangan Ulumul Qur’an pada masa ini:
1.    ‘Ali bin Ibrahhim bin Sa’id al-Hufi (w.430 H)[10]. Beliau juga menyusun kitab Al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an.
2.    Abu ‘Amr Ad-Dani (w.444H). Beliau juga menyusun kitab At-Taisir fi Qira’at As-Sabi’i dan kitab Al-Muhkam fi An-Naqth.
e.         Perkembangan Ulumul Qur’an abad VI H
Pada masa ini, terdapat ulama yang masih meneruskan pengembangan Ulumul Qur’an  dan ada yang mulai menyusun Ilmu Mubhamat Al-Qur’an, diantara nya yaitu:
1.    Abu Al-Qasim bin ‘Abdurrahman As-Suhaili (w. 581 H)[11] yang menyusun kitab Mubhamat Al-Qur’an .
2.    Ibn al-Jauzi (w. 597 H) yang menyusun kitab Funun Al-afnan fi’Aja’ib Al-Qur’an dan kitab Al-Mujtaba’ fi ‘Ulum Tata’alaq bi Al-Qur’an.
f.         Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VII H
Pada masa ini, ilmu-ilmu Al-Qur’an terus berkembang dengan tersusun nya Ilmu Majaz Al-Qur’an dan Ilmu Qira’at. Berikut adalah ulama yang turut andil dalam Ilmu-ilmu tersebut:
1.        Alamuddin As-Sakhawi (w. 643 H) Kitabnya mengenai Ilmu Qira’at dinamai Hidayat Al-Murtab fi Mutasyabih.
2.        Ibn ‘Abd As-Salam yang terkenal dengan nama Al-‘Izz (w. 660 H)[12] yang memelopori penulisan Ilmu Majaz Al-Qur’an dalam satu kitab.
3.        Abu Syamah (w. 655 H) yang menyusun kitab Al-Mursyid Al-Wajiz fi Ulum Al-Qur’an Tata’alaq bi Al-Qur’an Al-‘Aziz.
g.      Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VII H
Pada periode ini, muncullah beberapa ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru tentang Al-Qur’an, namun penulisan kitab tentang Ulumul Qur’an masih dilanjutkan. Diantara mereka ialah:
1.    Ibn Abi Al-Isba’ yang menyusun Ilmu Badai’i  Al-Qur’a, yaitu suatu ilmu yang membahas macam-macam badi’ (keindahan  bahasa dan kandungan Al-Qur’an).
2.    Ibn Al-Qayyim (w. 752 H) yang menyusun Ilmu Aqsam Al-Qur’an, yaitu suatu ilmu yang membahas sumpah-sumpah yang terdapat dalam Al-Qur’an.
3.    Najmuddin Ath-Thufi (w. 716 H) yang menyusun Ilmu Hujaj Al-Qur’an atau Ilmu Jadad Al-Qur’an, yaitu suatu ilmu yang membahas bukti-bukti atau argumen-argumen yang dipakai Al-Qur’an untuk menetapkan sesuatu.
4.    Abu Al-Hasan Al-Mawardi, yang menyusun Ilmu Amtsal Al-Qur’an, yaitu suatu ilmu yang membahas perumpamaan-perumpamaan yang terdapat dalam Al-Qur’an.
5.    Baddruddin Az-Zarkasyi[13] (745-794 H) yang menyusun kitab Al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an . Kitab ini diterbitkan oleh Ustdz Muhammad Abu Al Fadl Ibrahim (4 jilid). Kitab ini memuat 47 macam persoalan Ulumul Qur’an.
6.    Taq Aiyuddin Ahmad bin Taimiyah  al-Harrani (w. 728 H) yang menyusun kitab Ushul Al-Tafsir
h.      Perkembanga Ulumul Qur’an Abad XI dan X H
Pada periode ini, perkembangan Ulumul Qur’an mencapai kesempurnaannya. Berikut ulama yang menyusun Ulumul Qur’an pada periode ini:
1.      Jalaludin Al-Buqini[14] (w. 824 H) yang menyusun kitab Mawaqi’ Al ‘Ulum min Mawaqi’ al-Nujum.
2.      Muhammaad bin Sulaiman Al-Kafiyaji[15] (w. 879 H) yang menyusun kitab At-Taisir fi Qawa’id At-Tafsir.
3.      Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Kamaluddin As-Suyuthi (849-911 H).yang menyusun kitab Ath-Tahbir fi ‘Ulum At-Tafsir.
i.        Perkembangan Ulumul Qur’an Abad XIV H
pada masa ini, perhatian para ulama kembali bangkit untuk menyusun kitab-kitab yang membahas Al-Qur’an dari berbagai segi. Hal ini dipicu oleh kegiatan ilmiah di Universitas Al-Azhar Mesir, terutama saat Universitas ini membuka jurusan tafsir dan hadist. Pengembangan tema pembahasannya berupa penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa-bahasa Ajam. perkembangan Ulumul Qur’an pun diwarnai usaha-usaha menebarkan keraguan seputar Al-Qur’an yang dilakukan oleh kalangan orientalis atau orang islam yang dipengaruhi orientalis.





A.     Tujuan Mempelajari Ilmu Tafsir
Al-Qur’an adalah pedoman utama bagi umat muslim. Segala petunjuk, peraturan, dan hukum-hukum terdapat di dalam Al-Qur’an, maka dari itu kita perlu mempelajari Ilmu Tafsir agar kita dapat mengamalkan isi Al-Qur’an. Dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an, kita juga perlu mengetahui beberapa hal di bawah ini:
1.    Sababun-nuzul dari suatu ayat, agar kita mudah untuk mengetahui maksud ayat tersebut[16].
2.    Hubungan antara ayat yang sedang ditafsirkan dengan ayat yang lain. Baik ayat sebelum ataupun sesudah nya, karena ayat-ayat Al-Qur’an itu semuanya merupakan satu kesatuan[17].
3.    Mengetahui lafadz-lafadz yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an agar kita dapat menerjemahkannya dengan tepat[18].








BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.      Ulumul Qur’an adalah ilmu yang menerangkan tentang seluk beluk Al-Qur’an, sedangkan Tafsir adalah menurut etimologi adalah menjelaskan,  menyingkap, menerangkan.
2.      Para sahabat sangat bergairah mempelajari Al-Qur’an sehingga kehadiran Ulumul Qur’an sangat dirasakan. mereka mempunyai kebiasaan untuk tidak mempelajari ayat lain sebelum benar-benar memahami dan mengamalkan ayat yang sedang dipelajari. Penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai sejak permulaan abad II H. Para ulama lebih memprioritaskan penyusunan tafsir, sebab tafsir merupakan induk Ulumul Qur’an. Penulisan secara lengkap Ilmu Tafsir ialah oleh Jalaludin Al-Buqini dalam kitabnya Mawaqi’ Al ‘Ulum min Mawaqi’ al-Nujum.

3.      Ilmu tafsir diperlukan sebagai salah satu alat untuk dapat menafsirkan dan memahami Al-Qur’an dengan baik. Ilmu tafsir juga diperlukan agar kita dapat memahami benar maksud suatu ayat serta mengamalkan petunjuk, ajaran dan hukum yang ada dalam Al-Qur’an. Juga dapat mempermudah kaum muslim yang tidak menguasai Bahasa Arab karena sekarang ini telah banyak diusahakan oleh terjemah dan tafsir Al-Qur’an kedalam bahasa bukan Arab.





DAFTAR PUSTAKA
Latief, Sanusi. Pengantar Tafsir Jilid II. Padang 1982
ASH-SHIDDIEQY. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir. Yogyakarta 1953
Nasir Sahilun. ILMU TAFSIR AL-QUR’AN. Surabaya 1987



A.     


[1] PROF.DR.T.M.HASBI ASH-AHIDDIEQY. 1953. ILMU TAFSIR AL-QUR’AN, hal 2
[2] Drs.M.Sanusi Latief. 1970. PENGANTAR ILMU TAFSIR DAN ‘Ulumul Qur’an. Hal 63
[3] Ia adalah ‘Abdullah bin Hubaib At-Tabi’i Al-Muqri’ (w. 672 H)
[4] Nama lengkapnya Syu’bah Al-Hajjaj bin Al-Ward Al-‘Itki Al-Azdi Al-Wasithi. Ia diberi kunyah Abu Bustham.
[5] Sufyan bin ‘Uyainah al-Hilali al-Kufi adalah seorang syekh dalam bidang tafsir dan hadist di Hijaz. Ibid hal 121
[6] Nama lengkapnya adalah Waki’ bin al-jarrah bin Mulaih bin ‘Adi dan diberi kunyah Abu Sufyan Al-Ru’Asi Al-Kufi. Ibid
[7] Syahbah, op. Cipt., hal. 31.
[8] Nama lengkapnya ‘Ali bin ‘Abdullah bin Ja’far dan diberi kunyah Abu Ja’far. Al-Shalih, op. Cit., hal 121
[9] Nama lengkapnya Muhammad bin ‘Aziz bin al-‘Azizi As-Sijistani. Ibid., hal. 122
[10] Biografi lengkapnya dapat dilihat pada Hasan Al-Muhadharah, II:228 dan Anba’ Ar-Ruiwah. II:219.
[11] Nama lengkapnya adalah ‘Abdurrahman bin ‘Abdullah bin Ahmad al-Suhaili dan diberi kunyah Abu Al-Qasim. Wafat di Maruqus. Ash-Shalih, op.cit, hal. 122-123
[12] Biografi lengkapnya dapat dilihat pada Thabaqat Asy-Syafi’iyyah, V:8-108; Syadzarat Azh-Dzahab
[13] Syahbah, op. Cit, hal. 35
[14] Nama lengkapnya adalah Syeikh ‘Abdurrahman bin ‘Umar bin Ruslan Al-Kannani Al-‘Atsqalani, Abu Al-Fadhl, Jalaluddin. Ia termasuk salah seorang ulama besar dalam bidang hadist Mesir. Ibid . hal. 36
[15] Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Sulaiman bin Sa’ad bin Mas’ud Ar-Rumi Al-Hanafi. Ia digelari dengan al-kafiyaji karena kesibukannya dalam bidang al-kafiyah nahwu. Ibid, hal. 36
[16] Kita harus mengetahui asbabun-nuzul dari ayat itu. Pengantar Tafsir jilid II, hal. 13
[17] Kita juga harus mengetahui hubunga antar ayat dalam Al-Qur’an. Pengantar Tafsir jilid II, hal. 14
[18] Kita juga mengetahui macam-macam Lafadz Al-Qur’an. Pengantar Tafsir jilid II, hal. 14

Komentar

  1. Did you realize there is a 12 word sentence you can say to your man... that will induce deep feelings of love and instinctual appeal for you buried inside his heart?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, cherish and protect you with his entire heart...

    ===> 12 Words Who Trigger A Man's Love Response

    This instinct is so hardwired into a man's genetics that it will drive him to try better than ever before to do his best at looking after your relationship.

    As a matter of fact, fueling this powerful instinct is absolutely essential to having the best ever relationship with your man that once you send your man one of these "Secret Signals"...

    ...You'll immediately notice him expose his heart and soul for you in a way he never experienced before and he will recognize you as the one and only woman in the world who has ever truly interested him.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL PSIKOTES seleksi Mandiri FK

LKS MANDIRI b.indonsia Erlangga kelas xii kurikulum 213 bab 5

Esai Poligami